Study Ekologi dan Monitoring Satwa Kunci Taman Nasional Way Kambas menggunakan Video Camera Trap.
“Tenang Pak, hari ini kita pasti dapat video badak..” ucap Pak Darmi (staff PEH Way Kanan, Taman Nasional Way Kambas), ketika tim beristirahat sejenak setelah mengecek dua video camera trap. Entah apa yang membuat ia begitu yakin hari ini kita akan dapat video badak, tapi kata-kata itu cukup menghibur. Suatu hari di minggu kedua Januari 2012 itu memang tim video trap ALeRT, PKHS ( Program Konservasi Harimau Sumatera) dan PEH Balai Taman Nasional Way Kambas telah mengecek dua kamera tapi tidak mendapatkan video satwa megafauna yang diharapkan, sehingga hampir semua nampak kecewa.
Wow! Sebuah kejutan yang ditunggu-tunggu. Bayangkan, tidak hanya satu ekor badak tapi sepasang, induk dan anak. Sebuah hasil yang sungguh menakjubkan. Video ini mengisyaratkan reproduksi badak sumatera liar di Taman Nasional Way Kambas cukup baik. Artinya minimal ada seekor badak jantan yang menjadi bapak dari sang anak badak.
Tak pelak lagi Pak Darmi hari itu diacungi ‘dua jempol’ oleh semua anggota tim karena ‘spirit’ positifnya memberi semangat yang benar-benar mewujud. Sebuah hadiah tahun baru bagi kami semua, setelah 3 trip, inilah pertama kali badak Sumatera nongol di video trap.
Studi Ekologi dan monitoring megafauna Taman Nasional Way Kambas menggunakan video trap saat ini sedang dalam tahap Pra-studi yang dimulai pada bulan Desember 2011 dan selesai Agustus 2012. Periode ini mencakup jeda 2 bulan mengisitirahatkan kamera untuk menghindari kelembaban dan pertumbuhan jamur atau kemungkinan agen perusak lainnya. Tahap ini merupakan fase setting awal kamera/video trap untuk mengidentifikasi lokasi strategis dan ketinggian posisi kamera relatif terhadap tanah. Karena tiap hewan menggunakan habitat yang berbeda, perangkap kamera dibagi menjadi 5 bidang fokus, yaitu, badak Sumatera, harimau Sumatera, gajah Sumatera, tapir, dan beruang madu. Informasi tentang semua spesies ini dan spesies lain juga dapat berasal dari setiap lokasi kamera.
Proyek yang dijalankan oleh Taman Nasional Way Kambas, ALeRT, dan PKHS ini menggunakan video trap untuk mengambil gambar megafauna dan satwaliar penting lainnya. Dimulai dengan 10 buah Camera Trophy Bushnell milik Taman Nasional Way Kambas (sumbangan Aspinal Foundation melalui Ditjen PHKA), donasi kamera baru datang dari Yayasan Silvagama (2), SIES (4), Asian Rhino Project (5) dan WWF Areas (5). Sedang dana operasional dan peralatan lainnya datang dari SIES, ARP, WWF Areas, dan Bpk. Andri Rukminto.
Sampai Agustus 2012, yang didapat adalah badak 3 video, 16 tapir (termasuk induk-anak, lihat gambar), 23 harimau (termasuk seekor jantan muda dominan – lihat gambar atas), 72 beruang dan 94 video gajah. Satwa langka lain yang menarik adalah otter-civet atau musang air (Cynogale bennettii).
Artikel dan foto atas: Marcellus Adi CTR
Foto satwa dari Video trap: ALeRT-Taman Nasional Way Kambas